EquityWorld Futures - Salah satu anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Commuter Properti (ACP) akan melepas sahamnya ke pasar modal atau Initial Public Offering (IPO). Rencananya ACP akan melantai di bursa sekitar kuartal-IV tahun ini.
Direktur Keuangan ACP, Mochamad Yusuf mengatakan pihaknya berencana melepas 30% saham dari total modal yang disetorkan. Dana yang diincar dari penawaran ini menyentuh angka sekitar Rp 2,5 triliun dari target Rp 5 triliun. "Saat ini proses izin seri A per minggu kemarin sudah keluar. Untuk rencana IPO kita akan lakukan pada Q4 (kuartal) pada tahun ini," BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Futures emas lebih tinggi pada masa dagang Asia Pihak ACP masih enggan menjelaskan lebih rinci berapa lembar saham yang rencananya akan dijual. Termasuk kisaran harga per lembar saham yang akan ditawarkan kepada masyarakat. "Itu belum bisa kami informasikan. Sebab saat ini masih dalam proses perizinan," Sebelumnya, Februari lalu Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan pihaknya akan melepas saham dua anak usahanya Adhi Persada Gedung (APG) dan Adhi Commuter Property (APC). Budi menargetkan Rp 7 triliun masuk ke kantong perusahaan. Dengan rincian penjualan saham APG diperkirakan mendapatkan Rp 2 triliun sedangkan ACP Rp 5 triliun. "Dari APG dapat Rp 1,5-2 triliun, dari ACP Rp 4-5 triliun". EquityWorld Futures
0 Comments
EquityWorld Futures - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, semringah atas penguatan rupiah di awal pekan ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di pasar spot, Senin (27/5/2019) menguat 11 poin atau 0,08% menjadi Rp14.380 per USD, dibandingkan posisi Rp14.391 per USD pada Jumat akhir pekan.
Penguatan rupiah yang terjadi beberapa hari belakangan, menunjukkan nilai tukar rupiah terus bergerak stabil. Bahkan rupiah bergerak lebih baik dibandingkan mata uang beberapa negara lainnya. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Futures emas lebih tinggi selama sesi AS Secara year to date, rupiah telah menguat 0,07%. "Rupiah menguat sedikit yaitu 0,07%. Tapi ini patut disyukuri," Mirza pun membeberkan resep penguatan rupiah, dimana Domestic Non Delivery Forward (DNDF) yang dilakukan BI cukup positif dalam mendongkrak rupiah. DNDF adalah transaksi derivatif valas terhadap rupiah yang standar berupa transaksi forward dengan makanisme fixing yang akan dilakukan di pasar domestik. "Saat ini, DNDF bergerak positif. Jadi ini sangat baik untuk menguatkan rupiah". EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini menguat ke level Rp14.300-an per USD. Penguatan rupiah terjadi sejak perdagangan akhir pekan lalu.
Dilansir dari Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.351 per USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.351 per USD – Rp14.360 per USD. YahooFinance juga mencatat mata uang Garuda itu menguat 40 poin atau 0,27% ke level Rp14.345 per USD. Dalam pantauan YahooFinance, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.340 per USD – Rp14.484 per USD pada hari ini. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, pendorong Rupiah menguat adalah para eksportir semakin banyak jual ke pasar valas. Dan juga komitmen perbankan yang mana terus membantu stabilitas rupiah "Eksportir dan perbankan dan turut menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah ini dibandingkan dari kemarin Rupiah ditutup Rp14.520 per USD yang mengalami pelemahan," Dia menjelaskan pelemahan Rupiah pada kemarin itu, disebabkan faktor, seperti faktor global maupun domestik. Di mana faktor global itu dengan berlanjutnya perang dagang Amerika Serikat. "Untuk faktor domestik itu, merespons apa yang terjadi di domestik kemarin," Dia menambahkan, pihaknya juga menekankan komitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. "Kami juga berkomitmen untuk berada di pasar untuk stabilitas nilai tukar Rupiah. Dan Rupiah masih bergerak stabil dan perkembangan ekonomi ke depan bakal stabil dan cenderung menguat". EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan libur bursa menyambut hari raya Lebaran pada selama seminggu, mulai hari Senin 3 Juni 2019 hingga Jumat 7 Juni.
Dalam jadwal libur bursa yang dilansir dari laman IDX, tanggal 3, 4 dan 7 Juni merupakan cuti bersama. Sementara tanggal 5 dan 6 merupakan hari raya Idul Fitri. Apa yang dilakukan BEI sama seperti Bank Indonesia (BI). Bank sentral juga telah tenetapkan untuk meniadakan seluruh kegiatan operasional pada 3-7 Juni 2019 atau selama cuti bersama libur Lebaran. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : IHSG Menguat 21 Poin di Jeda Sesi I Hal ini dilakukan sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN RB pada 2 November 2018 tentang hari libur nasional dan cuti bersama 2019. Kegiatan operasional yang ditiadakan mencakup, operasional sistem BI RTGS (Real Time Gross Settlement), BI SSSS (Scripless Securities Settlement System), BI ETP (Electronic Trading Platform). Kemudian Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI), layanan kas, serta transaksi operasi moneter rupiah dan valas. Sementara operasional perbankan menjadi pertimbangan dan kewenangan masing-masing bank. EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan libur bursa menyambut hari raya Lebaran pada selama seminggu, mulai hari Senin 3 Juni 2019 hingga Jumat 7 Juni.
Dalam jadwal libur bursa yang dilansir dari laman IDX, tanggal 3, 4 dan 7 Juni merupakan cuti bersama. Sementara tanggal 5 dan 6 merupakan hari raya Idul Fitri. Apa yang dilakukan BEI sama seperti Bank Indonesia (BI). Bank sentral juga telah tenetapkan untuk meniadakan seluruh kegiatan operasional pada 3-7 Juni 2019 atau selama cuti bersama libur Lebaran. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : IHSG Menguat 21 Poin di Jeda Sesi I Hal ini dilakukan sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN RB pada 2 November 2018 tentang hari libur nasional dan cuti bersama 2019. Kegiatan operasional yang ditiadakan mencakup, operasional sistem BI RTGS (Real Time Gross Settlement), BI SSSS (Scripless Securities Settlement System), BI ETP (Electronic Trading Platform). Kemudian Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI), layanan kas, serta transaksi operasi moneter rupiah dan valas. Sementara operasional perbankan menjadi pertimbangan dan kewenangan masing-masing bank. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Aksi demonstrasi 22 Mei 2019 tidak akan berdampak signifikan terhadap investasi dan pasar keuangan di dalam negeri. Bahkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan indeks harga saham gabungan (IHSG) diyakini tak akan berlangsung lama.
”Ya itu namanya euforia pasar. Pasar itu suka sentimental saja,” Menurut Darmin, aksi massa yang terjadi secara keseluruhan masih bisa dikendalikan oleh aparat keamanan. Karena itu, kondisi pada 22 Mei 2019 ini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pelaku pasar. ”Belum ada yang signifikan,” Tekanan di pasar keuangan domestik juga tidak hanya disebabkan kondisi dalam negeri, melainkan tekanan perang dagang antara AS dan China. Kondisi ini memicu pembalikan arus modal. ”Jadi selalu ada yang istilahnya dalam pasar keuangan itu taper-tantrum . Jika ada kejadian, investor bisa panik dan pergi. Anda akan lihat sekarang ada yang keluar, tapi kalau situasinya sudah baik, nanti dia balik lagi,” BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : IHSG Meroket 1,5% ke Level 6.029 Terkait pelemahan rupiah, Kepala Departemen Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendrasyah mengatakan nilai tukar rupiah bakal kembali stabil karena BI mengupayakan langkah penguatan terhadap rupiah. ”BI akan terus menjaga stabilitas kurs rupiah dengan berada di pasar,” Nanang pun mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah sejauh ini sejak pembukaan, bukan karena aksi demonstrasi yang menolak hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut dia, tekanan nilai tukar rupiah lebih disebabkan genuine demand domestic atau permintaan domestik akan dolar AS untuk kepentingan impor, repatriasi, dan dividen. ”Jadi ini karena untuk impor, repatriasi, dan dividen,” Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap kondisi di dalam negeri bisa segera diatasi dan keamanan ibu kota kembali terjaga. ”Kita berharap ini tidak akan lama, segera bisa diatasi sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat maupun ekonomi,” Menkeu mengingatkan bahwa ini bulan Ramadan dan mendekati Hari Raya Idul Fitri, karena momen berkumpulnya keluarga dan menjadi pemicu positif kegiatan perekonomian. ”Kalau terjadi situasi seperti ini tentu akan mengurangi dampak positif kondisi Ramadan dan jelang Idul Fitri nantinya,” Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, penurunan rupiah dan IHSG terkait dengan risiko politik yang meningkat membuat persepsi investor menurun terhadap iklim investasi di Indonesia. ”Indikator jangka pendeknya terlihat dari kurs rupiah yang mengalami pelemahan dan IHSG yang terkoreksi kemarin,” Diperkirakan rupiah bergerak melemah ke range Rp14.530-Rp14.600 per USD. Sedangkan IHSG menurun di 5.800-5.900 hingga akhir pekan. Selain itu, adanya gejolak politik yang memanas pascapilpres juga berpengaruh terhadap outlook ekonomi sepanjang 2019. Khususnya investor asing masih melakukan posisi hold atau menahan realisasi investasi langsung. Dia menyampaikan, tren foreign direct investment (FDI) atau investasi langsung dari luar negeri diperkirakan masih akan menurun tahun ini setelah di kuartal I/2019 hampir minus 1%. Imbas dari rendahnya investasi membuat pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan di bawah 5%. ”Ini kondisi yang harus diwaspadai. Padahal investasi dan ekspor adalah motor penggerak utama yang diharapkan selain konsumsi rumah tangga,” Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyampaikan, rupiah dan IHSG memang dalam tekanan karena faktor global dan defisit neraca perdagangan. Tekanan pelemahan semakin kuat karena adanya kerusuhan yang terjadi sejak kemarin. ”Kalau kondisi ini tidak segera selesai saya perkirakan rupiah dalam minggu ini akan melewati Rp14.500 per USD dan IHSG akan ada di kisaran 5.900,” Adapun selama sebulan pascapemilu memang rupiah cenderung melemah. Rupiah pun terdepresiasi hingga 0,45% sepekan terakhir. Sementara dalam satu bulan terakhir, nilai tukar rupiah telah merosot 3,05%. Aksi massa yang memprotes hasil rekapitulasi KPU memberi sentimen negatif bagi pasar saham. IHSG kemarin ditutup tertekan 11,74 poin atau 0,20% ke level 5.939,64. Pada awal perdagangan IHSG dibuka langsung melemah sebesar 2,99 poin atau 0,05% ke posisi 5.948,33. Sementara itu, sepanjang pekan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih memerah. Data Yahoo Finance mencatat rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31% ke level Rp14.520 per dolar AS. Nilai tukar rupiah ditutup di Rp14.475 per dolar AS. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Indeks Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah siang ini. IHSG melemah 19,24 poin atau 0,32% ke 5.932,13. Pasar saham mendapat sentimen negatif dari demo yang membuat sejumlah ruas jalan ditutup di antaranya jalan menuju Bundahan Hotel Indonesia (HI) hingga Sarinah, Thamrin, dimana Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) berada. Selain itu jalan menuju Tanah Abang, dan Petamburan, Slipi juga ditutup.
Tak hanya itu, jalan Imam Bonjol, Menteng turut ditutup, di mana merupakan lokasi dari Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bahkan, aktivitas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) juga resmi diliburkan pada hari ini, sejumlah jadwal rapat terpaksa dibatalkan. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Demo Ricuh, IHSG Melemah ke Level 5.932 Pada jeda perdagangan hari ini, 148 saham menguat, 200 saham melemah, dan 145 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp4,27 triliun dari 10,55 miliar lembar saham diperdagangkan. Indeks LQ45 turun 4,71 poin atau 0,5% menjadi 920, indeks Jakarta Islamic Index (JII) turun 4,13 poin atau 0,7% ke 621, indeks IDX30 turun 2,46 poin atau 0,5% ke 508 dan indeks MNC36 turun 1,50 poin atau 0,4% ke 336. Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) naik Rp500 atau 21,93% ke Rp2.780, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) naik Rp15 atau 18,75% ke Rp95 dan saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) naik Rp9 atau 15,52% ke Rp67. Sementara itu, saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun Rp50 atau 4,90% ke Rp970, saham PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) turun Rp5 atau 8,20% ke Rp56 dan saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) turun Rp6 atau 3,92% ke Rp147. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 21/ 7/PBI/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No 20/10/PBI/2018 Transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
PBI ini bertujuan dalam rangka memberikan fleksibilitas melalui penyesuaian Underlying Transaksi untuk penjualan valuta asing terhadap rupiah melalui transaksi DNDF yang dilakukan nasabah atau pihak asing. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, instrumen transaksi DNDF telah memberikan alternatif lindung nilai bagi pelaku pasar, sehingga mengurangi demand di pasar spot. Para pelaku pasar dapat melakukan hedging atas kebutuhan pembelian valas melalui transaksi DNDF dan melakukan pembelian valas melalui transaksi spot di kemudian hari. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Harga Emas Berjangka Naik USD1,6 “Dengan adanya penyempurnaan aturan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pelaku pasar untuk melakukan lindung nilai atas risiko nilai tukar,” Adapun perubahan ketentuan yang diatur dalam PBI ini ada dua faktor. Pertama, penjualan valuta asing terhadap rupiah melalui transaksi DNDF oleh nasabah atau pihak asing sampai nilai nominal tertentu tanpa perlu menggunakan Underlying Transaksi. Kedua, Underlying Transaksi untuk penjualan valuta asing terhadap melalui transaksi DNDF oleh nasabah atau pihak asing di atas nominal tertentu dapat menggunakan dokumen Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dan dokumen pendukung. “Underlying Transaksi meliputi perdagangan barang dan jasa serta investasi di dalam dan di luar negeri, namun tidak termasuk surat berharga yang di terbitkan oleh Bank Indonesia. Penempatan dana antara lain tabungan, giro, deposito, dan NCD serta fasilitas pemberian kredit yang belum ditarik,” Transaksi DNDF dengan nilai nominal paling banyak sebesar USD5 juta atau ekuivalennya per transaksi untuk setiap nasabah atau setiap pihak asing dapat di lakukan tanpa Underlying Transaksi. “Sementara itu, transaksi DNDF juga dapat dilakukan pengakhiran transaksi (unwina), baik untuk transaksi DNDF yang memiliki Underlying Transaksi maupun tanpa Underlying Transaksi,” Adapun dokumen Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan mengacu pada PBI dan PADG tentang transaksi valas terhadap rupiah antara bank dengan pihak domestik dan pihak asing. EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Nilai mata uang China, yuan menyentuh level terendahnya atas dolar Amerika Serikat (AS) sejak November 2018.
Hal ini diproyeksi bakal membuat trade war alias perang dagang antara China dan AS bakal lebih complicated. Pada Jumat akhir pekan lalu, nilai yuan mencapai 6,92 yuan per USD. Mata uang China ini terkoreksi sebanyak 2,7% sepanjang bulan ini. BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : DOLAR TEKAN HARGA EMAS BERJANGKA Nilai yuan telah menembus level psikologisnya, yakni 7 yuan per USD, di mana pernah diraihnya pada saat krisis finansial 2008. Apa yang terjadi selanjutnya menjadi sangat penting. China memiliki kepentingannya sendiri dalam menstabilkan mata uangnya. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump memiliki argumen sejak lama, jika China sengaja melemahkan nilai mata uangnya untuk membuat negaranya lebih kompetitif. Depresiasi nilai yuan ini akan membantu China menangkis dampak dari pemberlakukan tarif dari AS, dan membuat ekspornya tetap bisa diterima di AS. Walau begitu, penurunan yang terlalu signifikan dari yuan akan membuat modal asing keluar dari China dan mengganggu kestabilan perekonomiannya. EquityWorld Futures |
OFFICIAL WEBSITEPT Equityworld FuturesProfil Perusahaan Legalitas Badan Pengawasan Hubungi Kami Archives
November 2022
Categories |
Selamat Datang di, | PT EQUITYWORLD FUTURES SAMARINDA |