EquityWorld Futures - Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi & Pembangunan (OECD) memangkas prakiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2019 dan 2020, menyusul penurunan proyeksi sebelumnya pada November, dengan memperingatkan bahwa sengketa perdagangan dan ketidakpastian Brexit akan memukul perdagangan dan bisnis dunia.
OECD memperkirakan dalam laporan sementaranya bahwa ekonomi dunia akan tumbuh 3,3% pada 2019 dan 3,4% pada 2020. Prakiraan tersebut mewakili pemotongan 0,2 poin persentase untuk tahun 2019 dan 0,1 poin persentase untuk tahun 2020, dibandingkan dengan prakiraan OECD sebelumnya pada November. BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : HARGA EMAS ANTAM TURUN RP4.000 JADI RP665.000/GRAM "Ketidakpastian kebijakan yang tinggi, ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung, serta erosi lebih lanjut dari bisnis dan kepercayaan konsumen semuanya berkontribusi terhadap perlambatan," “Ketidakpastian kebijakan substansial masih ada di Eropa, termasuk tentang Brexit. Keluarnya (Inggris) yang tidak teratur akan meningkatkan biaya bagi ekonomi Eropa secara substansial," Eropa tetap dipengaruhi oleh ketidakpastian atas rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, pertengkaran perdagangan AS-China dan titik-titik lemah lainnya, seperti tanda-tanda resesi di Italia. Untuk Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, OECD memangkas lebih dari setengahnya perkiraan pertumbuhan PDB 2019 menjadi 0,7% dari sebelumnya 1,6%. Pihaknya memprediksi pemulihan ringan ke pertumbuhan 1,1% pada tahun 2020. Ekonomi Jerman yang bergantung pada ekspor sangat dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global dan meningkatnya hambatan perdagangan. Sementara itu, data awal bulan ini menunjukkan bahwa pendapatan pribadi AS telah jatuh untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun pada Januari, sementara belanja konsumen turun paling banyak sejak 2009 pada Desember, menempatkan ekonomi terbesar di dunia itu pada lintasan pertumbuhan yang relatif lemah di awal paruh pertama. China, ekonomi terbesar kedua di dunia, juga menghadapi tanda-tanda pertumbuhan yang gagap. China berusaha menopang perekonomiannya yang melambat melalui miliaran dolar dalam rencana pemotongan pajak dan pengeluaran infrastruktur, dengan pertumbuhan pada titik terlemah dalam hampir 30 tahun karena permintaan domestik yang lebih rendah serta perang dagang dengan Amerika Serikat. EquityWorld Futures
0 Comments
EquityWorld Futures– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu melemah 1,75% ke level 6.209,12 dibandingkan level pada pekan sebelumnya sebesar 6.319,46. Pergerakan indeks kian berat karena penguatannya terbatas. Investor asing tercatat membukukan net sell Rp859,027 miliar di pasar reguler dan Rp897,346 miliar keseluruhan market. Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, pekan ini IHSG masih berpotensi melemah Di tengah buruknya kabar pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang didukung oleh situasi dan kondisi dalam negeri semakin tinggi tensinya, sentimen ini akan mendorong para pelaku pasar dan investor menahan diri hingga tanggal 22 Mei nanti. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Harga Emas Antam Tetap Dijual Rp664.500/Gram “Ada kecenderungan melemah. Hal ini ditandai dengan banyaknya sentimen negatif yang mendorong pasar untuk bertahan. IHSG berpotensi untuk berada di level 6.185-6.250 pekan ini,” Dia mengaku pekan ini tidak kalah menarik adalah sentimen dari data ekspor dan impor dari Indonesia. Selain itu, data trade balance Indonesia juga akan men jadi perhatian yang justru diprediksi akan minus setelah positif pada bulan sebelumnya. Tidak kalah pentingnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indo nesia (RDGI) pada 16 Mei nanti akan menjadi sesuatu yang ditunggu karena tingginya volatilitas dan sensitivitas yang terja di belakangan ini. “Ada potensi kenaikan dari IHSG namun tidak akan banyak, justru cenderung melemah dan harus dijaga untuk tidak turun melebihi level 6.100. Karena akan memicu untuk tembus ke bawah level 6.000,” Sementara itu, Equity Analyst Samuel Sekuritas, Dessy Lapagu mengatakan, IHSG pada akhir pekan lalu naik +10 bps dengan sektor penopang adalah consumer goods dan finance serta se jumlah saham di antaranya UNVR, TPIA, dan ICBP. Di sisi lain, nilai tukar uang rupiah menguat menjadi Rp14,327 per dolar Amerika Serikat. Dia melihat hubungan AS dan China yang semakin memanas menjadi sentimen negatif bagi pasar dengan investor masih menunggu tanggapan dari China serta efek jangka pendek yang akan terjadi. Selain itu, juga ada rilis data ekonomi domestik yang tidak terlalu positif. “Meski demikian, kami masih memiliki sektor unggulan yang berpotensi mendorong kenaikan IHSG pada pekan depan, yaitu masih pada sektor consumer dengan top picks,” Isu global membayangi pergerakan in deks pekan lalu adalah pengenaan kenaikan tarif produk impor asal China ke AS yang awalnya 10% menjadi 25%. Rilis data indikator ekonomi Indonesia pe kan depan juga akan menjadi perhatian investor. Trade balance Indonesia per April 2019 diestimasikan oleh konsensus akan defisit USD180 miliar dibanding kan Maret 2019 yang surplus USD540 miliar dengan tingkat ekspor dan im por diperkirakan melemah. Selain itu, rilis data BI 7-day (Reverse) Repo Rate (7DRRR) yang akan diumumkan 16 Mei 2019 mendatang, diper kirakan masih akan stabil di level 6%. Kepala Ekonom BNI Kiryanto menjelaskan, kondisi makroekonomi Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi atau PDB sepanjang kuartal I/2019 sebesar 5,07% year on year (yoy) atau lebih tinggi dari periode sama tahun 2018 sebesar 5,06%. Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia me mang berkisar 5% lebih sedikit sejak 2016. Untuk tahun 2019 konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh 5,01%. Hal ini cukup mengejutkan karena ekspektasinya jauh di atas 5%. Investasi langsung (PMTB) juga hanya tumbuh 5,03%, relatif rendah dari yang diharapkan. Hal ini juga memprihatinkan, ekspor tumbuh minus 2,08% se dangkan impor tumbuh minus 7,75%. Di sisi lain, belanja pemerintah ma sih bisa tumbuh 5,21% dan mencengangkan pertumbuhan konsumsi LNPRT sebesar 16,93% hal ini berkaitan dengan aktivitas pemilu. Dari sisi struktur PDB, konsumsi rumah tangga punya andil 56,82%, disusul PMTB 32,17%, ekspor 18,48%, dan kon sumsi pemerintah 6,35%. Sayangnya, pertumbuhan konsumsi LNPRT yang 16,93% hanya punya andil 1,36% ter hadap total PDB kuartal 1/2019 sebesar Rp3.782,4 triliun (ADHB). Menurutnya, pekerjaan rumah bagi pemerintah pascapemilu adalah mendorong kontribusi konsumsi rumah tangga tumbuh di kisaran 5,5%. Kemudian mendorong pertumbuhan belanja pemerintah di kisaran 8%. Dorong kontribusi pertumbuhan PMTB di kisaran 10%, baik PMA maupun PMDN. Dorong pertumbuhan ekspor setidaknya di kisaran 3%. “Tekan pertumbuhan impor di kisaran minus 10%. Pada kuartal kedua 2019 dan seterusnya mestinya pertumbuhan ekonomi atau PDB kuartalan bisa tumbuh rata-rata di ki sar an 5,1- 5,3% (yoy) supaya pertumbuhan PDB Indonesia bisa mencapai batas bawah 5,1% dan batas atas 5,2%,” Di sisi lain, pemerintah harus jeli men dorong sektor ekonomi produktif untuk bisa tumbuh lebih kuat lagi, di antaranya sektor pengolahan, perda gangan, pertanian, konstruksi, dan per tambangan. Kelima sektor ini punya andil besar terhadap pembentukan PDB yang kuat dengan multiplier effects besar. EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Di kuartal pertama 2019, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) mencapai Rp7,26 triliun. Dengan begitu, TLKM sudah menggunakan sekitar 22% dari anggaran belanja modal di tahun ini.
Sebagai informasi, tahun ini emiten telekomunikasi plat merah ini menganggarkan belanja modal di atas Rp33 triliun. Angka ini sedikit naik jika dibandingkan dengan tahun lalu yang ada di level Rp33 triliun. Belanja modal terbesar akan digunakan untuk ekspansi jaringan. Untuk sektor bisnis mobile, anggaran yang disiapkan sebesar 40%-50% dari total belanja modal. Sementara sisanya digunakan untuk bisnis non-mobile. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Harga Emas Antam Tetap Dijual Rp664.500/Gram Kata Direktur Utama TLKM, Alex J. Sinaga, capex tersebut dominan digunakan untuk membangun infrastruktur broadband atau tulang punggung jaringan. “Baik untuk mobile, yakni pembangunan BTS 4G LTE dan pengembangan sistem IT, maupun fixed broadband berupa jaringan akses serat optik ke rumah serta jaringan backbone serat optik bawah laut dan darat,” Menurut dia, penguatan kapabilitas broadband ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, ia yakin dan optimistis pada tahun 2019 ini, TLKM dapat mencatat kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Per kuartal I-2019, TLKM mencatatkan pendapatan Rp34,84 triliun atau naik 7,73% secara tahunan. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, TLKM mencatatkan pendapatan sebesar Rp32,34 triliun. Sementara laba bersih perserian tumbuh 9% secara tahunan menjadi Rp6,22 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih TLKM adalah sebesar Rp5,73 triliun. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mendapat tekanan cukup tajam pada perdagangan hari ini. IHSG tercatat turun 73,72 poin atau 1,18% ke 6.135,39.
Pada penutupan perdagangan, 279 saham menguat, 129 saham melemah, dan 121 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp6,35 triliun dari 10,21 miliar lembar saham diperdagangkan. BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : HARGA EMAS NAIK 1% KE LEVEL USD1.300 PER OUNCE Indeks LQ45 turun 12,12 poin atau 1,2% menjadi 960,87, indeks Jakarta Islamic Index (JII) turun 13,68 poin atau 2,1% ke 646, indeks IDX30 turun 5,69 poin atau 1,1% ke 530,64 dan indeks MNC36 turun 3,94 poin atau 1,1% ke 350,45. Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) naik Rp6 atau 9,52% ke Rp69, saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) naik Rp22 atau 6,92% ke Rp340 dan saham PT KMI Wire&Cable Tbk (KBLI) naik Rp30 atau 5,88% ke Rp540. Sementara itu, saham-saham yang bergerak dalam jajaran top losers, antara lain saham PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) turun Rp50 atau 8,85% ke Rp515, saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) turun Rp95 atau 8,37% ke Rp1.040 dan saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) turun Rp140 atau 6,76% ke Rp1.930. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – Jualan daging olahan produksi PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) yang dikenal dengan produk Kibifnya laris manis terjual di pasar. Tengok saja, pada akhir kuartal I 2019, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp278,2 miliar atau naik 38,3% dibanding periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp201,2 miliar.
Pertumbuhan pendapatan juga mengerek perolehan laba bersih yang melesat tajam 115,27% menjadi Rp14,94 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,94 miliar. Sementara beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan 37,5% dari Rp168,42 miliar menjadi Rp231,42 miliar pada akhir kuartal I 2019. Pada sisi ekuitas, tercatat Rp361,25 miliar atau naik 76,96% dibanding akhir tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp204,77 miliar. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Harga Emas Antam Tetap Dijual Rp664.500/Gram Sedangkan kewajiban perseroan tercatat senilai Rp334,38 miliar atau mengalami peningkatan 25,09% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp267,68 miliar. Sementara aset perseroan tercatat senilaiRp695,64 miliar atau naik 1,25% dibanding akhir tahun 2018 yang tercatat senilai Rp472,4 miliar. Tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih Rp80 miliar dan optimis bakal tercapai seiring dengan ekspansi bisnis yang bakal dilakukan. Direktur Utama BEEF, Yustinus Sadmoko pernah bilang, tahun 2019 ini pihaknya semakin yakin laba bersih akan tembus sesuai target. Hal ini didukung dengan adanya peningkatan penjualan menjadi Rp1,4 triliun pada tahun 2019. Kemudian salah satu upaya untuk menggenjot keuntungan adalah dengan melakukan ekspansi pabrik. Total dana yang disiapkan untuk investasi ini sebesar Rp100 miliar. Naik dari investasi belanja modal tahun 2018 sebesar Rp50 miliar. “Pemasaran 100% masih untuk pasar dalam negeri, utamanya tersebar di Jabodetabek. Namun kami juga sudah hadir di kota-kota besar seluruh Indonesia. Kami sedang mengkaji juga untuk memasuki pasar ekspor,” Selain fokus pada pengembangan daging sapi olahan, BEEF juga berencana untuk mengembangkan usaha penjualan dan peternakan sapi. Perusahaan memiliki usaha penggemukan dan penjualan sapi dengan kapasitas mencapai 1.000 ekor sapi setiap bulannya. Usaha ini melengkapi bisnis daging olahan mereka yang mencapai 1.500 ton per bulan. EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Lunasi utang jatuh tempo, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) meraih fasilitas pinjaman sebesar USD56,5 juta atau sekitar Rp808,23 miliar. Disebutkan, total pinjaman senilai USD56,5 juta mengacu kepada kurs tengah BI senilai Rp14.305 per USD, maka nilai pinjaman itu setara dengan Rp808,23 miliar.
Nantinya, pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai kembali pinjaman jangka pendek yang jatuh tempo dari PST Finance Ltd. Perjanjian fasilitas pinjaman baru ini memiliki suku bunga sebesar 15% per tahun, dan akan jatuh tempo dalam 24 bulan ke depan. Transaksi pembiayaan kembali tersebut nantinya dapat menurunkan beban bunga perusahaan hingga 5% per tahun. Demikian seperti dikutip dari Neraca. BACA JUGA : PT EquityWorld Futures : Emas Kini Lebih Bernilai dari Dolar AS Transaksi pembiayaan kembali sebesar USD56,5 juta merupakan bagian upaya perseroan untuk mengoptimalkan struktur neraca keuangan. Ke depannya, Energi Mega Persada akan mencari terobosan baru untuk menurunkan beban keuangan dan memperbaiki likuiditas. Entitas Group Bakrie ini menegaskan, transaksi dengan Elektra Assets bukan merupakan transaksi afiliasi, atau benturan kepentingan dengan pemegang saham. Perseroan tahun ini memperkirakan kinerja keuangan akan pulih seiring dengan produksi beberapa aset migas milik perseroan yang diperkirakan meningkat dan akan mengangkat kinerja. EquityWorld Futures EquityWorld Futures - PT Freeport Indonesia mengakui adanya penurunan produksi emas maupun tembaga. Hal ini yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua.
"Jadi penurunan produksi tersebut kemudian berdampak pada perekonomian Papua, terutama pada penerimaan dari pajak dan royalti," Mesk adanya penurunan produksi, Freeport menegaskan tidak adanya perubahan di sisi karyawan dalam artian pengurangan pekerja. BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : PENGUATAN HARGA EMAS BERJANGKA TERHENTI "Kita tahu perekonomian Timika kan di-drive dengan karyawan. Kita enggak ada perubahan karyawan," Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan turunnya produksi tambang PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika menyebabkan pertumbuhan ekonomi Bumi Cenderawasih berkontraksi sebesar minus 20,13% pada triwulan pertama 2019 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Papua Eko Mardiana mengatakan, kontraksi pertumbuhan ini disebabkan terutama karena lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi cukup dalam hingga minus 51,52% akibat turunnya produksi tambang Freeport. "Produksi bijih logam PT Freeport pada triwulan pertama mengalami penurunan produksi diakibatkan masa transisi penambangan dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC)". EquityWorld Futures EquityWorld Futures - Kuartal pertama tahun 2019, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mencatatkan rugi yang semakin besar seiring dengan melambatnya produksi kuartal I-2019.
"Produksi pada kuartal I-2019 adalah yang paling lambat, atau lebih lambat dari kuartal III-2018 dan kuartal IV-2018. Kondsi diperburuk dengan harga CPO yang juga belum pulih," Dijelaskan Sebastian, kerugian yang melebar pada kuartal I-2019 karena produksi yang lebih rendah, sehingga penjualan menjadi lebih rendah. Pada kuartal I-2019, rugi BWPT senilai Rp254,09 miliar, melebar dari kuartal I-2018 senilai Rp76,4 miliar. Sementara itu, pendapatan perseroan hanya naik 1,32% menjadi Rp637,99 miliar pada kuartal I-2019. BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : KENAIKAN HARGA EMAS BERJANGKA BERLANJUT Pada kuartal I-2019, emiten perkebunan ini menjual stok 10% dari kuartal IV-2018 atau turun 40% dari kuartal III-2018. Dia mengungkapkan, perseroan mencatatkan pengeluaran yang lebih rendah, kendati begitu laba operasional masih tetap negatif. Sebagai informasi, perseroan sempat sesumbar kinerja tahun ini diyakini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Alasannya, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai merangkak naik. Kabar baik lain yakni karena prediksi permintaan bakal berada di atas permintaan. Selain itu, permintaan dari China diprediksikan naik tajam hingga 8%, setelah flat dalam beberapa tahun terakhir. Tengok saja, produksi tandan buah segar (TBS), CPO dan palm kernel oil pada Januari 2019 masing-masing sebesar 131.981 ton, 27.971 ton dan 4.289 ton, masing-masing naik 84,9%, 85% dan 78% dari Januari 2018. Peningkatan produksi ini, sejalan dengan peningkatan jumlah pohon kelapa sawit yang masuk usia prima. Pada tahun ini, BWPT mengalokasikan belanja modal senilai Rp150 miliar. Belanja modal tersebut akan digunakan untuk membangun 1 pabrik baru di Kalimantan Timur. EquityWorld Futures EquityWorld Futures – PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) berencana melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD) atau private placement. Penambahan modal ini akan di gunakan untuk pengembangan usaha perseroan.
Direktur Urban Jakarta Propertindo, Tri Rachman Batara menyatakan, perseroan melaksanakan PMT-HMETD melalui penerbitan 28,462 juta lem bar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dan dengan harga pelaksanaan Rp2.320 per saham sebagai keseluruhan saham yang dikeluarkan dari portepel perseroan dalam PMTHMETD. “Pelaksanaan PMT-HMETD tersebut berlangsung pada 23 April 2019 yang lalu kepada Ibukota Development Ltd (IDL) sesuai perjanjian pinjaman konversi kedua antara URBN dengan IDL tanggal 17 September 2018,” BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : HARGA EMAS BERJANGKA NAIK 0,2% Dengan pelaksanaan private placement ini, maka jumlah kepemilikan Ibukota Development atas URBN meningkat dari sebelumnya 8,81% menjadi 9,61% atas jumlah total saham URBN 3,23 miliar lembar saham. PMTHMETD ini juga sesuai dengan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang diselenggarakan pada 5 April 2019. “Peningkatan kepemilikan IDL tersebut mencerminkan apresiasi atas kinerja perseroan sekaligus menunjukkan minat tinggi pemodal asing kepada Urban Jakarta. Saat ini kami tengah dalam pembicaraan serius dengan beberapa private equity asing yang ingin memasukkan modal dan terlibat dalam per tumbuhan perseroan,” Sebagai informasi, saham URBN ditutup dengan harga Rp2.360 pada perdagangan atau naik 96% dari harga perdananya saat listing di Bursa Efek Indonesia pada 10 Desember 2018 lalu. Saat ini kaitalisasi pasar URBN adalah sekitar Rp7,63 triliun. Perseroan telah membangun sejumlah wilayah perkantoran, pusat perbelanjaan, dan area apartemen yang terintegrasi langsung dengan transportasi massal. EquityWorld Futures PT EquityWorld Futures : 13 Kapal Ilegal Vietnam Ditenggelamkan, Menteri Susi: Harus Jadi Tradisi5/6/2019 EquityWorld Futures - Sebagai Komandan Satgas 115, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin penenggelaman 13 kapal perikanan asing (KIA) ilegal berbendera Vietnam, di Perairan Tanjung Datu, Kalimantan Barat.
BACA JUGA : PT EQUITYWORLD FUTURES : IHSG ‘KEBAKARAN’, PAGI INI DIBUKA TURUN 1,02% KE 6.254 Menurut Susi, pemusnahan kapal ikan ilegal terbukti berdampak positif pada perikanan Indonesia untuk memberikan deterrent effect pada para pelaku praktik IUU Fishing. Selain itu, tindakan ini juga memberikan kepastian hukum di Indonesia sebagai negara yang berdaulat. "Ini merupakan way out yang sangat cantik untuk negara kita menakuti bangsa/negara lain. Penyelesaian dengan cara ini seharusnya menjadi sebuah tradisi praktik penegakan hukum. Saya panggil dubesnya, saya panggil pengusahanya baik-baik dengan makan siang kita jamu. Saya hanya cerita, saya akan eksekusi undang-undang, amanat negara ini untuk menyelesaikan masalah jadi bantu saya". EquityWorld Futures |
OFFICIAL WEBSITEPT Equityworld FuturesProfil Perusahaan Legalitas Badan Pengawasan Hubungi Kami Archives
November 2022
Categories |
Selamat Datang di, | PT EQUITYWORLD FUTURES SAMARINDA |